Harianjogjacom,JOGJA — Pengamat Ekonomi Energi dan Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Fahmy Radhi menilai kebijakan yang diambil PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi per Rabu (3/8/2022) sudah tepat. Meski begitu, Pertamina juga harus konsekuen jika harga minyak dunia turun, harga BBM juga bisa turun. "Keputusan tepat [kenaikan BBM nonsubsidi], sebagaiJakarta - Gubernur Bank Indonesia BI Perry Warjiyo memperkirakan inflasi makin tinggi bila pemerintah memutuskan menaikkan harga bakar minyak subsidi atau harga BBM subsidi dalam waktu dekat. Secara keseluruhan tahun 2022 ini, ia memprediksi inflasi Indeks Harga Konsumen IHK bisa mencapai 5,24 inflasi inti yang semula diprediksi tetap terkendali di rentang 2 hingga 4 persen, menurut Perry, bisa naik hingga 4,15 persen pada akhir tahun ini. “Dengan perkembangan itu, inflasi IHK di atas 5 persen atau 5,24 persen,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa 23 Agustus satu pemicu lonjakan inflasi tersebut, menurut dia, adalah kenaikan harga komoditas global yang mendorong kenaikan inflasi yang tinggi pada komponen harga bergejolak volatile food dan harga yang diatur pemerintah administered prices hingga Juli 2022. Sementara inflasi harga bergejolak dan harga yang diatur pemerintah pada Juli 2022 masing-masing sebesar 11,47 persen dan 6,51 persen secara tahunan year-on-year/yoy.Perry menjelaskan, walaupun pemerintah sudah menambah subsidi dan kompensasi energi hingga Rp 502 triliun, kenaikan harga BBM nonsubsidi turut menyumbang kenaikan inflasi harga yang diatur pemerintah. Selain itu, ada juga kekhawatiran tekanan pada inflasi inti yang berasal dari efek kenaikan inflasi pangan dan harga yang diatur berbagai sebab itu, bank sentral akhirnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen pada RDG Agustus 2022. “Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi dan inflasi volatile food,” tutur itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pemerintah harus menambah anggaran subsidi hingga Rp198 triliun jika tak ada langkah pembatasan konsumsi ataupun kenaikan harga Pertalite dan Solar subsidi. Selanjutnya "Kalau tidak lakukan apa-apa, maka Rp 502 triliun tidak akan cukup." 12 Selanjutnya jikaharga bbm diumumkan akan naik maka permintaan bbm akan
JAKARTA, – Direktur Center of Economic and Law Studies Celios Bhima Yudhistira menilai beberapa sektor akan terdampak oleh rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak BBM. Bhima mengatakan, beberapa pelaku usaha yang bergerak di sektor otomotif dan subsektornya akan terdampak paling parah. Kemudian, dilanjutkan oleh subsektor keuangan, dan juga sektor retail yang juga tidak luput dari dampak harga BBM naik. “Yang paling terasa itu di segmen industri otomotif, karena masyarakat akan mengurangi pembelian motor dan mobil. Selain itu, subsektor otomotif seperti bengkel juga terkena imbasnya. Lembaga pembiayaan kendaraan bermotor, dan sektor retail juga akan terdampak,” kata Bhima kepada Rabu 31/8/2022. Baca juga Menimbang Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Dia menilai, dengan harga BBM naik maka masyarakat cenderung membatasi pengeluarannya untuk kebutuhan skunder dan tersier. Sehingga, akan menurunkan daya beli dan mempengaruhi industri. “Masyarakat akan mengurangi belanja barang, karena fokus pada harga BBM yang naik tapi harus dibeli, sehingga mereka mengorbankan kebutuhan sekunder dan tersier mereka,” lanjut dia. Bhima mengungkapkan, sektor elektronik dan juga industri pakaian jadi akan terdampak dari kenaikan harga BBM tersebut. Ini mencakup pengiriman bahan baku yang akan lebih mahal, dan biaya operasional yang juga akan semakin membebani. Baca juga BLT BBM Diluncurkan Hari Ini via PT Pos, Erick Thohir Optimistis Bansos Akan Tepat Sasaran Sementara itu, dari sisi permintaan, dengan pendapatan masyarakat saat ini, tentunya fokus penggunaan lebih kepada pembelian BBM. Di sisi lain, UMKM juga tidak luput terdampak oleh kenaikan harga BBM. Bhima menilai, pemerintah juga perlu memberikan bantuan kepada UMKM, seperti tambahan subsidi bunga KUR, hingga permodalan. Di sisi lain, dengan kenaikan beban operasioanl, dan potensi penurunan daya beli konsumen, bukan tidak munggkin pelaku UMKM melakukan efisiensi. “Khawatirnya ada korelasi harga BBM naik, dengan penurunan jumlah pekerja UMKM, karena pelaku usaha UMKM melakukan efisiensi dalam menghadapi inflasi yang lebih tinggi, dan turunnya permintaan,” jelasnya. Sebagai informasi, pemerintah mulai hari ini mulai menyalurkan bantuan langsung tunai BLT atas pengalihan subsidi bahan bakar minyak BBM yang diluncurkan Presiden Joko Widodo di Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu 31/8/2022. Adapun tujuan BLT BBM ini adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat tersebut merespons kecenderungan kenaikan harga akibat pengaruh global. BLT BBM ini merupakan satu dari tiga bantuan tambahan dari pemerintah, dengan total anggaran sekitar Rp 24,17 triliun. Penyerahan BLT BBM diberikan kepada 20,6 juta masyarakat penerima manfaat dengan besaran bantuan Rp per orang selama empat bulan. Nantinya, setiap orang menerima Rp dan pemberian BLT BBM itu akan dilakukan sebanyak dua kali. Baca juga Harga BBM Bakal Naik, Ekonom Nilai Bantalan Sosial Rp 24,17 Triliun untuk Masyarakat Miskin Terlalu Kecil Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.