Sebaiknyadikerjakan di Rumah Sakit yang bisa melakukan Tindakan segera dengan tim yang siap menangani bila keadaan darurat; Sahabat Hermina, Baik VBAC maupun operasi berencaba tidak ada yang bebas risiko. Setiap persalinan itu unik. Jangan bandingkan kondisi yang satu dengan lainnta. Jika bersadarkan penilaian dan resiko ternyata Ibu tidak
Posted On 30 September 2021Posted By Hermina Ciputat3 min readMelahirkan Normal Pasca Operasi Caesar VBACTahukah Sahabat Hermina? VBAC Vaginal Birth After C-Section atau istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses persalinan normal setelah pernah mengalami operasi caesar. American College of Obstetricians and Gynecologist ACOG mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada masalah dan mungkin saja bagi seorang ibu bila ingin melahirkan normal setelah operasi caesar atau VBAC. Namun, perlu diperhatikan berbagai hal dan sangat perlu didiskusikan sejak awal kehamilan oleh dokter. Syarat Kandidat VBAC Jenis sayatan bekas operasi Caesar Low Transverse Tidak pernah operasi pada dinding rahim Tidak pernah mengalami robekan rahim sebelumnya Tidak pernah memiliki kondisi medis yang menyulitkan persalinan normal, seperti letak plasenta abnormal atau ada mioma Kepala masuk panggul tidak ada CPD Sebaiknya dikerjakan di Rumah Sakit yang bisa melakukan Tindakan segera dengan tim yang siap menangani bila keadaan darurat Monitoring ketat Ada beberapa kondisi khusus yang harus diperhatikan antara lain Riwayat operasi Caesar lebih dari 2 kali Kehamilan kembar sunsang Lewat waktu Diabetes melitus Curiga makrosemia Jarak 18 bulan kelahiran Riwayat Teknik sc Penilaian khusus rekomendasi ilmiah dan pemantauan khusus saat persalinan karena memiliki risiko paling tinggi. Perbandingan Keuntungan dan Resiko VBAC Keuntungan Resiko Proses pemulihan lebih cepat dibading SC 20-40% jika tidak berhasil Operasi emergensi yang beresiko lebih tinggi pada ibu dan bayi Menurunkan resiko komplikasi operasi Jika gagal bisa membuat rahim robek karena bekas sayatan dari operasi caesar sebelumnya terbuka keberhasilan lahir normal yang tinggi pada kehamilan selanjutnya Dalam beberapa kasus pendarahan yang cukup parah, operasi angkat rahim histerektomi harus dilakukan menurunkan resiko dampak buruk kehamilan selanjutnya Jika terjadi robekan rahim maka janin akan menunjukkan pola denyut jantung yang abnormal pada bayi Persiapan apa yang harus dilakukan? Bicarakan dengan dokter mengenai keinginan VBAC sejak awal kehamilan Dokter akam melakukan penilaian kondisi medis meliputi anamnesis Riwayat persalinan, tipe jahitan dan lain-lain Pelajari dengan baik risiko dan manfaat VBAC dan operasi SC berencana. Diskusikan dengan suami mengenai hal ini Perencanaan manejemen persalinan dan opsi plan menghadapi resiko jika kondisi darurat Persiapkan diri, pola hidup sehat, ikuti kelas persalinan, persiapkan rencana persalinan dengan segala kemungkinannya Sahabat Hermina, Baik VBAC maupun operasi berencaba tidak ada yang bebas risiko. Setiap persalinan itu unik. Jangan bandingkan kondisi yang satu dengan lainnta. Jika bersadarkan penilaian dan resiko ternyata Ibu tidak bisa VBAC maka jangan sedih dan stress. Perlu diingat bahwa Ibu tetaplah ibu. Hal terpenting, kita sudah berusaha, selebihnya kita serahkan kepada yang maha kuasa Sang Pemilik Kehidupan. Fokuslah pada rencana selanjutnya yaitu proses pemberian ASI dan merawat Si Kecil. Klik disini untuk buat janji dengan dokter!
Bagiyang tinggal daerah Semarang dan sekitarnya, intip dokter kandungan Semarang satu ini, yuk. Bisa menangani masalah seputar ketidaksuburan juga, lho. X. Sakit di Bawah Perut di Atas Kemaluan, Apakah Tanda Hamil? Kehamilan. 12 Cara Memperbanyak Sel Telur agar Cepat Hamil dalam 90 Hari.
Kamis, 26 Oktober 2017. am "Sudah lahir?" tanyaku begitu 'isi perut' seperti tumpah keluar. Terasa cepat sekali dibanding datangnya gelombang cinta yang bertubi-tubi sebelumnya. "Iya Bu, sudah. Selamat ya!" jawab bidan dan perawat yang mendampingi persalinan. Ah, MasyaAllah, ada rasa haru dan bahagia tak terhingga begitu bayi itu diangsurkan padaku untuk IMD Inisiasi Menyusu Dini. Dokter segera melakukan 'finishing' yang kusambut dengan cengiran dan ringisan. Sekian menit saya tergugu, betapa Allah sangat pemurah. Teringat beberapa bulan lalu, seorang sahabat memberi nasihat, 'JANGAN LUPAKAN QIYAMULLAIL' saat saya bertanya perihal pengalamannya berhasil melalui persalinan VBAC. Nyatanya tidak tiap malam saya bisa bangun untuk merayuNya, dan tilawah Alquran pun tidak sesuai dengan target diri sendiri. Hiks 😢😢 Makin tergugu saat dokter bergegas mengambil air wudlu setelah selesai menangani persalinan. Sejurus kemudian terdengar beliau melakukan shalat tahajud di pojok ruangan bersalin sementara perawat membantuku bebersih badan. Malu.... sekali rasanya. Betapa Allah selalu mengabulkan doa, tapi justru saya yang tidak sepenuhnya memanfaatkan moment-moment mustajab untuk memohon doa. Alhamdulillahirabbil 'alamin.. Masih amaze dengan kuasaNya yang mengizinkan saya bisa melalui persalinan pervaginam dengan riwayat SC sebelumnya. Terimakasih atas do'a dan support dari sahabat semua 😘😘 Ending yang membahagiakan itu bukan dilalui dengan tanpa beban dan hambatan. Seperti pepatah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit dahulu bersenang-senang kemudian. Dan saya pun selalu yakin dengan janji Allah bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. 25 Februari 2017 Hari itu tepat anak pertama saya berusia 3 tahun. Tak ada yang istimewa, saya justru meninggalkannya seharian di rumah bersama mbah dan dua Buliknya yang sedang berkunjung. Saya mengikuti acara blogger dan berlanjut kajian rutin hingga menjelang maghrib. Hari itu saya juga merasa tak enak badan, perut begah, kepala pusing dan sesekali mual. "Hamil mungkin, sudah berapa hari telat?" pertanyaan ini meluncur dari seorang teman, yang kutangkis dengan fakta biasanya datang bulan selalu maju dari tanggal alias siklus panjang. Tapi berhubung beberapa hari setelahnya Si Tamu tak jua datang, saya mulai curiga. Jangan-jangan beneran hamil? Apalagi sempat muntah-muntah dan jadi kurang berselera makan. Bakmi Jawa favorit menjadi tak nikmat di lidah dan tak kuasa menghabiskan seporsinya. Dan, tespack setelah terlambat sepekan menunjukkan 2 garis merah. Ya Rabb.. Saya hamil lagi?! Sebenarnya saya ingin hamil setelah Hasna berusia 2 tahun dan sudah lulus ASI&Toilet Training. Namun rupanya Allah lebih Mengetahui waktu yang paling tepat sehingga Dia memberikan amanah lagi setelah si Kakak berusia 3 tahun. Bismillah, berbekal jarak kehamilan yang kurang lebih 3,5 tahun sampai nanti melahirkan saya pun berniat untuk melahirkan normal pervaginam. InsyaAllah bisa! Itu keyakinan saya, karena banyak teman dan kasus ibu yang melahirkan sectio tetap bisa melahirkan pervaginam dengan syarat dan ketentuan berlaku, tentu saja. Suami yang awalnya gundah akhirnya ikut mendukung setelah saya berikan kisah-kisah mereka yang berhasil melalui persalinan VBAC Vaginal Birth After Caesarea. Segera saya periksa ke bidan terdekat, tempat saya periksa kehamilan si Kakak Hasna dulu. "Saya ingin bisa lahiran normal, Bu," ujar saya saat konaultasi dengan bidan tersebut. "Ya, bismillah insyaAllah bisa. Sekarang dijalani dulu saja, tak perlu banyak dipikir. Nanti mulai trimester ke tiga baru bisa dilihat kira-kira memungkinkan untuk lahir normal atau tidak," jawab beliau. Bulan-bulan berikutnya sembari mencari dokter kandungan yang pro VBAC, saya periksa ke bidan yang sama atau ke rumah bersalin RB yang menyediakan layanan USG ultrasonografi. Sayang di RB tersebut dokternya tidak menyarankan untuk melahirkan normal. "Kalau dulu SC harus SC lagi, Bu" kata beliau. Saya hanya menanggapi dengan tersenyum. Di zaman serba canggih dan arus informasi yang cepat, ada ibu berhasil VBAC dengan jarak kurang dari 2 tahun akan diketahui oleh seantero jagad raya Bu! Batin saya waktu itu. Memang semuanya tergantung kondisi, tapi dengan jarak 3 tahun lebih harusnya sudah sangat aman kecuali ada faktor risiko lainnya. Setelah beberapa kali periksa ke RB yang sama namun tanggapan dan layanan petugasnya makin kurang menyenangkan, saya pun makin getol mencari informasi DSOG dan rumah sakit yang cocok. Ingin kembali ke rumah sakit tempat Hasna dilahirkan, namun ragu dengan dokternya apakah pro VBAC atau tidak. Sedangkan ada dokter lain yang pro VBAC namun praktik di RS yang lain. Saya mencoba konsultasi ke dokter yang dulu menangani Hasna, namun ketika saya menyampaikan keinginan untuk ikhtiar melahirkan pervaginam beliau tidak mendukung. Sejak awal beliau mengatakan kejadian seperti saya saat melahirkan Hasna bisa berulang Ketuban Pecah Dini/KPD dan partus lambat sampai air ketuban habis. Mendengar itu, saya langsung mencoret nama beliau dari daftar dokter untuk persalinan nanti. Akhirnya terpaksa mencoret rumah sakit tempat beliau praktik juga. Hiks. Padahal dibanding RS swasta yang lain, RS ini paling nyaman untuk melahirkan karena RS kecil sehingga tidak terlalu sibuk dan ramai. Lagi-lagi saya mencari pertimbangan rumah sakit dan dokter yang ramah untuk konsultasi sekaligus pro-VBAC. Butuh waktu lama bagi saya untuk memutuskan, karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Dokter A orangnya sangat santai tetapi pekerjaannya terkesan terburu-buru dan kurang rapi. Dokter B sangat ramah dan baik tapi antriannya panjang dan butuh perjuangan untuk bertemu beliau. Dokter C sering terkesan jutek tapi beliau sangat profesional dalam kerja. Dokter D hanya praktik di RS yang tidak termasuk dalam list saya. Dokter E terlalu jauh dari rumah. Duh, kepala saya pusing memikirkannya. Setelah memikirkan banyak hal dan mengumpulkan testimoni dari teman-teman, akhirnya saya dan suami sepakat untuk konsultasi dengan dr. P di RS. Roemani. Akhir Agustus 2017 31 Week Pregnancy Bismillah, Jumat di akhir Agustus itu diawali dengan keriweuhan suami yang rela berangkat pagi-pagi ba'da shalat subuh. Demi apa? Demi ikhtiar mendapatkan kuota konsultasi dengan dr. P. Waktu itu Roemani belum bisa melayani registrasi online, sehingga nomor antrean harus diambil pagi-pagi supaya tidak kehabisan. Kebetulan dr. P selalu membatasi pasien di setiap praktik, dan untuk hari Jumat maksimal 25 pasien. Padahal Jumat adalah jadwal praktik beliau yang paling lama selama sepekan. Alhamdulillah, suami mengabari saya dapat kuota sehingga harus bersiap agar nantinya tidak terlambat. Setelah antre cukup lama di depan poli kandungan, akhirnya giliran saya dipanggil. Senang sekali bisa bertemu dan bertanya banyak dengan dokter fenomenal kesayangan para bumil di Semarang itu. Beliau sangat ramah dan langsung menanggapi dengan santai saat saya mengatakan ingin ikhtiar melahirkan normal. "Bismillah, insyaAllah bisa. Tapi harus ikhtiar ya Bu, nggak cukup do’a aja. Nanti ikut senam hamil, tiap hari harus jalan kaki, jaga asupan makanan supaya BBJ Berat Badan Janin nggak kebesaran, harus banyak minum air putih supaya nggak KPD Ketuban Pecah Dini lagi, jangan minum teh sama sekali supaya HB mencukupi," "Baik Bu, insyaAllah. Supaya HB tinggi bagaimana, Dok?" "Banyak makan daging merah, oia kurangi konsumsi karbo dan gula ya. Kalau bisa nggak usah makan nasi sama sekali nggak apa-apa. Kalau belum bisa ya sedikit saja boleh," "Baik, Dok," Dan pemeriksaan selanjutnya seperti biasa, alhamdulillah tidak ada masalah. Hari itu juga saya langsung didaftarkan untuk mengikuti senam hamil di RS. Roemani yang diampu oleh bidan Naning, bidan yang mengasisteni dr. P waktu itu. Jika sebelum bertemu dr. P saya malas minum vitamin dari bidan, maka setelah itu saya berniat untuk rajin minum vitamin. Apalagi resep dari beliau terbilang mahal. Hehehe. Bismillah, saya mulai menerapkan apa kata dokter. Jalan pagi ditemani suami dan anak, ikut senam hamil tunggu ceritanya di tulisan selanjutnya ya, Bunda!. Juga mengurangi asupan karbohidrat dan gula. Etapi saya masih ngopi hitam dengan sedikiiit tambahan gula. Sesekali minum tanpa gula, tapi lebih sering dengan sedikit gula. Kalau lapar bagaimana? Hm.. Saat lapar namanya juga ibu hamil trimester 3 pasti sering kelaparan saya nyemil buah atau minum air putih banyak-banyak. Awalnya cukup tersiksa sih, tapi lama kelamaan jadi terbiasa. September 2017 35 weeks pregnancy Alhamdulillah, setelah terlambat hampir dua pekan dari jadwal periksa, akhirnya bisa ketemu dokter lagi. "BBJ sudah 2,75. Sudah besar nih, kemarin gimana?" "Wah, ko sudah besar ya Dok? Saya sudah mengurangi karbo dan gula... " jawabku sedikit putus asa. "Banyak makan buah ya? Buah manis juga gulanya banyak itu.. " "Oh, jadi gula yang dari buah juga kurang baik?" "Iya, sama aja itu. Apalagi jika makannya banyak." "Duh, saya salah dong, Dok. Pikirnya ga makan karbo sama gula tapi buah nggak apa-apa." "Mulai sekarang hindari karbo sama gula, termasuk buah yang manis. Nasi nggak usah sama sekali. Makan protein tinggi aja tiap hari." "Kalau banyak protein tinggi, BBJ bisa naik tapi bayinya kecil, nggak 'ngembang'," lanjut bidan yang menemani dr. P. Oh, baiklah! Meski 2-3 hari pertama rasanya stress dan tersiksa dengan diet dari dokter ini, alhamdulillah bisa menjalaninya dengan mudah setelah sekian hari. Sesekali lah masih cheating nyemil singkong, pisang rebus, atau sukun kukus yang dimasak ibu. Bayangkan tersiksanya orang yang seumur-umur tidak pernah diet, tiba-tiba dalam kondisi hamil tua harus diet karbo dan gula. Padahal makanan kegemarannya adalah termasuk yang manis-manis, cokelat, eskrim, roti, hwaaa...! *crying Seringkali pagi-pagi merengek ke suami minta bubur ayam, atau apa yang ditemui saat jalan pagi. Sayangnya, keinginan hanya tinggal keinginan. Sesekali ingin makan roti cukup minta segigit dari roti si Kecil atau menggigit pinggiran roti suami. Kadang saat stress tak tertahankan akhirnya jadi banyak nyemil juga, dan setelahnya baru merasa bersalah. Hiks.
ProsedurVBAC ini harus dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit dengan kamar operasi yang tersedia 24 jam untuk tim medis. Sementara bila ibu ingin melahirkan di rumah dengan prosedur ini, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

Posted On 25 Juni 2021Posted By Hermina Ciruas7 min readReviewed By dr. Tri Gunawan, Normal Setelah Kehamilan Sebelumnya Caesar VBACBanyak ibu ingin mencoba persalinan normal setelah operasi caesar pada kehamilan sebelumnya karena berbagai alasan. Biasanya hal ini didasari oleh keinginan untuk merasakan nikmatnya persalinan normal setidaknya sekali seumur hidup. Dalam dunia medis, prosedur persalinan normal setelah operasi caesar adalah VBAC. Beberapa wanita mungkin memiliki kesempatan untuk melahirkan normal setelah operasi caesar. Namun, berbeda ceritanya untuk yang lain, karena VBAC merupakan proses penyampaian yang tidak bisa diselesaikan oleh siapapun. Apa itu VBAC? VBAC adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses persalinan normal setelah operasi caesar atau c-section. Selama ini, ibu yang menjalani operasi caesar akan direkomendasikan untuk operasi caesar lagi di kehamilan berikutnya. American College of Obstetricians and Gynecologists ACOG mengungkapkan bahwa hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah dan sang ibu mungkin saja bisa menjalani VBAC bila diinginkan. Selama ibu hamil memenuhi persyaratan dan disetujui oleh dokter, VBAC merupakan prosedur persalinan yang aman. Jika Anda tertarik, sebaiknya pertimbangkan manfaat dan risiko prosedur VBAC ini sebelum hari persalinan semakin dekat. Namun, jangan lupa untuk menyediakan berbagai persiapan persalinan dan perlengkapan persalinan mulai dari kehamilan trimester ketiga. Prosedur VBAC ini bisa dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit. Sementara bila ibu ingin melahirkan di rumah dengan prosedur ini, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan VBAC Seperti disebutkan sebelumnya, VBAC adalah proses yang membutuhkan pertimbangan yang cermat. Tidak setiap ibu hamil yang menjalani pernah operasi caesar dapat melakukan prosedur persalinan normal, karena hal ini memerlukan pertimbangan berbagai faktor. Adapun syarat ibu hamil yang diperbolehkan melahirkan secara normal setelah operasi caesar atau VBAC adalah sebagai berikut - Ibu yang memiliki bekas sayatan operasi caesar berbentuk garis horizontal yang terletak rendah di bawah perut. - Saat ini mengandung 1 bayi, dan hanya pernah 1 kali operasi caesar sebelumnya, tetapi bukan dengan sayatan vertikal. - Sedang mengandung bayi kembar dan pernah operasi caesar sebelumnya tapi bukan dengan sayatan vertikal. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan. - Persalinan terjadi secara spontan dan alami. - Tulang panggul Anda berukuran cukup besar, sehingga memungkinkan bayi untuk keluar dengan mudah. Biasanya dokter yang dapat menentukan hal ini. - Belum pernah melakukan operasi berat pada rahim, seperti miomektomi untuk mengangkat tumor rahim jinak fibroid. - Belum pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya. - Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina menjadi berisiko, misalnya plasenta previa atau fibroid. - Melakukan persalinan VBAC di rumah sakit yang siap sedia melakukan operasi darurat. Siapa saja yang tidak dianjurkan melakukan VBAC? Kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah sebagai berikut - Pernah melakukan persalinan caesar dengan sayatan rahim vertikal. - Sayatan vertikal di bagian atas rahim atau sayatan klasik dengan bentuk huruf T akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ruptur uterus rahim robek saat mengejan nanti. - Pernah melakukan persalinan caesar dengan jenis sayatan rahim yang tidak diketahui pasti, tetapi diduga merupakan sayatan vertikal klasik. - Pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya. - Pernah melakukan operasi berat pada rahim sebelumnya, seperti pengangkatan tumor rahim jinak. - Hamil di usia yang sudah terlalu tua. - Hamil dengan berat badan berlebih atau obesitas. - Berat bayi yang lahir lebih dari gram gr alias bayi makrosomia. - Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu. - Usia kehamilan terlalu singkat, sekitar kurang dari 18 bulan. - Sedang hamil bayi kembar tiga atau lebih. - Beberapa rumah sakit atau klinik bersalin biasanya tidak menganjurkan ibu untuk menjalani VBAC jika sudah pernah melahirkan caesar lebih dari dua kali. - Kondisi medis yang mengharuskan tindakan induksi persalinan karena khawatir dengan ada nya induksi persalinan meingkatkan resiko robekan saat persalinan. Jika Ibu sedang hamil anak kembar dan ingin melahirkan anak kembar dengan menggunakan prosedur VBAC, konsultasikan juga dengan dokter Anda. Manfaat VBAC VBAC adalah prosedur melahirkan yang aman, dan jika dilakukan dengan benar, tingkat keberhasilannya tinggi. Persalinan normal setelah operasi caesar juga dapat membawa banyak manfaat bagi ibu dan bayi, seperti 1. Proses pemulihan lebih cepat Dibandingkan dengan operasi caesar, persalinan normal membutuhkan waktu pemulihan yang lebih singkat. Artinya Ibu tidak akan tinggal di rumah sakit terlalu lama. Ibu bisa langsung melanjutkan aktivitas sehari-hari lainnya seperti biasa. 2. Melibatkan rasa "perjuangan" yang lebih besar Operasi caesar melibatkan anestesi atau pemberian obat bius untuk menghilangkan rasa sakit. Inilah sebabnya mengapa upaya Ibu untuk mengeluarkan bayi dari perut biasanya tidak sehebat proses persalinan normal. Di sisi lain, persalinan normal mengharuskan Ibu bekerja semaksimal mungkin untuk mendorong bayi keluar. Alhasil, setelah proses melahirkan yang panjang, muncullah emosi khusus. Meski begitu, proses persalinan normal atau operasi caesar tetap akan membawa kebahagiaan yang tak ternilai. Sejak awal kehamilan, biasakan juga untuk berlatih teknik pernapasan saat melahirkan, seperti melalui latihan yoga prenatal. Ibu juga bisa mempelajari berbagai posisi persalinan untuk memudahkan proses persalinan normal setelah operasi caesar. 3. Mengurangi risiko komplikasi bedah Pada dasarnya, semua jenis operasi dapat menyebabkan komplikasi selama atau setelah operasi, begitu juga dengan operasi caesar. Operasi caesar yang gagal meningkatkan risiko komplikasi kelahiran yang serius. Keputusan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC dapat membantu menekan risiko terjadinya perdarahan, infeksi, pembekuan darah, atau cedera organ selama persalinan. Tanda akan melahirkan lainnya juga meliputi kontraksi persalinan asli dan air ketuban pecah. Sementara bila proses persalinan normal mengalami hambatan, prosedur medis seperti penggunaan forceps, ekstraksi vakum, hingga episiotomi gunting vagina akan dipertimbangkan. 4. Mengurangi risiko reaksi merugikan kehamilan berikutnya Satu atau lebih operasi caesar akan semakin meningkatkan risiko potensi masalah kesehatan pada kehamilan berikutnya. Bagi mereka yang berencana memiliki banyak anak sejak awal, VBAC adalah prosedur yang tepat karena membantu mencegah risiko negatif dari prosedur operasi caesar. Risiko negatifnya, misalnya robekan rahim karena cedera dan plasenta bermasalah karena operasi caesar. Lebih penting lagi, risiko komplikasi ini biasanya meningkat dengan jumlah operasi caesar. Risiko kesehatan dari VBAC Meski berbagai manfaat bisa diperoleh melalui prosedur persalinan VBAC, namun tentunya masih ada kekurangan yang harus diperhatikan untuk persalinan pervaginam pasca operasi caesar. Hal terburuk yang mungkin terjadi tentang VBAC adalah kegagalan, karena tidak berhasil memberikan secara normal. Menutip dari American Pregnancy Association, kondisi ini bisa membuat rahim robek karena bekas sayatan dari operasi cesar sebelumnya terbuka. Jika ini masalahnya, operasi caesar darurat harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi persalinan, termasuk pendarahan besar, infeksi, dan cacat bayi. Dalam beberapa kasus perdarahan hebat, operasi pengangkatan rahim histerektomi mungkin diperlukan. Ini berarti bahwa jika Anda menjalani histerektomi, Anda mungkin tidak dapat hamil lagi. Persiapan penting menjelang VBAC Sebelum memutuskan melahirkan VBAC, langkah utama yang harus dilakukan adalah konsultasi dengan dokter spesialis kandungan Anda. Selama konsultasi dokter akan melihat kembali semua riwayat medis Anda terkait kehamilan dan persalinan yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika memang memungkinkan, dokter dapat memberikan Anda lampu hijau untuk prosedur VBAC. Selain itu, persiapan beberapa hal terkait prosedur melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah Mempelajari semua hal mengenai VBAC. Pastikan Anda memilih pelayanan kesehatan atau rumah sakit dengan fasilitas melahirkan yang lengkap, termasuk untuk menangani operasi caesar darurat. Persiapkan kemungkinan terburuknya, misalnya ketika tiba-tiba terjadi komplikasi saat sedang melakukan persalinan normal. Ibu juga bisa mengikuti kelas persalinan yang turut membahas mengenai prosedur melahirkan normal setelah caesar atau VBAC. Ada baikmya mengenal lebih dalam mengenai prosedur melahirkan ini sebelum memustuskan untuk menjalaninya dan tanyakan pendapat dokter spesialis kandungan Anda.

4W9TVKo.
  • h9zjn8ushs.pages.dev/580
  • h9zjn8ushs.pages.dev/143
  • h9zjn8ushs.pages.dev/310
  • h9zjn8ushs.pages.dev/584
  • h9zjn8ushs.pages.dev/411
  • h9zjn8ushs.pages.dev/447
  • h9zjn8ushs.pages.dev/86
  • h9zjn8ushs.pages.dev/520
  • rumah sakit yang pro vbac